Tanpa Judul
Selasa, 30 Agustus 2011 by beautifullycolportage in Label:


"Bosi sini, ada sisa makanan untukmu!" teriak ibu gendut padaku,
selalu saja panggilan itu membuatku merutuk dalam hati.
Bosi, aku bersumpah demi apapun bukanlah nama yang ku inginkan.
heran, mengapa pemeliharaku akhirnya menyemayamkan nama itu padaku.
namanya aneh, memberi kesan sombong pada diriku yang
 rendah hati ini. aku malu pada teman-teman ku kelak diluaran sana.
mengapa nama Bosi tidak mereka berikan saja pada anak kecil berponi yang kelihatan nakal,
yang biasa disebut si ibu gendut dengan panggilan "si bontot".
buat ku setidaknya bosi lebih baik daripada bontot. entah bahasa apa.
si bontot mendekatiku, oh tidak. anak kecil seperti dia pasti hanya ingin menjadikanku mainan saja.
ia akan dengan ceria memainkan buntut panjangku ini,
"unai, makan ini" ucapnya sambil menaruh semangkuk kecil nasi campur yang entah sudah diaduk dengan apa
unai? sebutan apalagi itu. hmm tapi sedikit lebih baik daripada bosi
"namanya bosi nak" si ibu gendut mulai nimbrung
"unai aja, warna nya kuning bu bagusan unai" ungkapnya polos
hatiku tergelitik, anak kecil ini tak seperti anak kebanyakan yang ingin mempermainkanku.
matanya tak bisa berbohong, dia terlihat menyayangiku.
aku mendekati mangkuk bawaannya, aroma ikan menusuk hidungku membuatku terbuai semakin cepat mendekat.
tanpa merasakan rasa sebenarnya, dapat kupastikan aku sangat menyukainya.
aku mulai memakannya dengan lahap, mangkuk kosong dengan sekejap.
lelah mengunyah, aku mulai mengantuk.
sambil membersihkan mulutku dari sisa makanan, aku memerhatikan anak kecil itu.
"unai.." ucapnya dengan senyum lebar
tanpa ekspresi, terus ku perhatikan tingkahnya.
andai bahasa kita tak berbeda, mungkin aku akan senang hati berbicara dengannya.
"apa unai? udah kenyang kan? nanti malam mau makan apa? biar aku belikan"
rasanya ingin sekali tertawa keras.
ia tak berhenti berbicara, padahal mengeluarkan suara saja aku tidak.
aku hanya menatap matanya langsung dengan ekspresi datar, sesekali ku berikan ekspresi curiga.
"iyaaa, aku akan selalu jadi temanmu unai sayang" ucapnya kemudian.
ia terus berbicara seakan-akan aku membalas ucapannya.
benar kata ibu ku dulu, mata kami memang selalu menggambarkan beribu-ribu pertanyaan.
Tuhan memang menciptakannya seperti itu.


to be continue

changing plans changing the role
Sabtu, 27 Agustus 2011 by beautifullycolportage in Label: ,


it should be changing or will be wasting my time
just believed it,
you’ll have a big feeling with full sensitive taste with someone when you fall in love.

Masih sama (ketika 8 Tahun)
Selasa, 16 Agustus 2011 by beautifullycolportage in Label: ,

22 tahun, hanya tinggal menunggu bulan. Itulah usia saya saat ini.
22 tahun hidup, saya masih belum bisa memberikan apapun pada-Nya
Bahkan untuk diri sendiri ataupun orang tua, rasanya belum terjangkau oleh saya.
Saat ini pikiran saya mengawang-awang. Membayangkan akan jadi apa saya esok.
Pikiran saya kembali mengawang-awang, kali ini lebih dangkal. Saya memikirkan hari ini, saya memikirkan isi kepala saya.
Saya menyelami pikiran saya sendiri, masuk ke dalam dan membius seluruh pandangan saya akan esok.
Dalam pikiran saya, tertera usia yang jauh lebih muda dari usia saya.
Ada angka delapan (8) disana.
Ya, 8 tahun.
Wajah saya melukiskan senyum getir, bukan tanpa alasan. Senyum saya lebih terlihat menyindir diri sendiri pada pantulan wajah saya dicermin siang ini.
Bosan, melihat dan memikirkannya hanya membuat saya akan menngasihani diri saya sendiri kemudian.
Tetapi, pikiran saya tak terkendali, ia tetap mengawang-awang meninggalkan hari ini.
Ia beranjak mendatangi masa lalu saya, saat usia saya 8 tahun.
Kala itu, saya duduk dikelas 3 Sebuah Sekolah Dasar Negeri dekat rumah, hanya 15 menit berjalan kaki untuk sampai di sekolah. Saya ingat, saya berada di kelas 3C, duduk dengan seorang anak laki-laki nakal. Terkadang dalam perjalanan ke sekolah, saya mengutuk dia dalam hati. “Mudah-mudahan ia sakit dan tidak ke sekolah hari ini.”
Bukan, bukan itu yang ingin saya kenang, melainkan pola berpikir saya saat itu.
Saat itu pikiran saya dangkal dan instan. Saya tidak berpikir resiko, saya tidak berpikir masa depan. Pikiran saya saat itu hanya ingin cepat-cepat meninggalkan bangku sekolah dasar agar cepat berganti seragam, saya bosan dengan seragam putih-merah apalagi bila membayangkan masih ada sisa 3 tahun lagi hingga lulus.
Saya tidak pernah memikirkan masalah-masalah, entah masalah pribadi ataupun masalah lingkungan terdekat saya. Wajar saat itu, masalah tak begitu membebani hati dan pikiran saya. Bersyukur, kala itu memang tak ada masalah yang terlalu berarti ataupun mempengaruhi lebih.
Bila bosan, biasanya saya bermain dengan teman untuk sekedar menghabiskan waktu. Bercanda, atau sekedar mengobrol iseng hanya untuk menghabiska hari saya.
PAUSE                          REWIND (perintah otak saya)
Dengan cepat pikiran saya kembali ke hari ini.
Senyum itu muncul kembali. Ah, begitu membosankan. Senyum menyindir seperti biasanya.
Hati saya kalut, saya sadar. Tak ada yang berubah dari pikiran saya saat ini, ia begitu rindu dengan pembimbingnya. Entah siapa.
Bedanya, masalah yang kadang saya hadapi bukanlah masalah yang tak terlalu berarti seperti saat 8 tahun. Anehnya, tak ada keinginan untuk memecahkannya. Saya tetap dengan saya yang suka meninggalkan masalah bila bosan, saya tetap mencari teman untuk menghabiskan hari hingga masalah itu hilang dengan sendirinya. Tapi tidak, ia tidak hilang, hanya mengendap sesaat lalu kembali di lain kesempatan.
saya pernah membaca sebuah buku yang menyebutkan
"Jangan beri waktu ruang, karena setiap waktu yang berjalan adalah keputusan"
Apakah 22 tahun saya sia-sia?

promise
Kamis, 07 Juli 2011 by beautifullycolportage in Label:

yakinilah..
saya sudah ikhlas
Parameternya:
saya sudah tersenyum
dan saya sudah memaafkan
                                                                                     7 Juli 2011

sorry nd thanks
by beautifullycolportage in Label:

kamu benar
ini bukan tentang aku dan dia
tetapi ini seharusnya tentang kita

maaf untuk waktu yang terlewat
maaf untuk perasaan yang terkorbankan
maaf untuk rasa yang terlampaui
                                                                                       7 Juli 2011

when i..., so..
by beautifullycolportage in Label:

ketika saya sudah tidak rapuh
maka tersenyumlah
ketika saya sudah bisa berdiri
maka lihatlah
ketika saya sudah dapat memaafkan
maka berhentilah mengejar
ketika saya sudah dapat mengikhlaskan
maka berilah maaf lalu ikhlaskan kemudian
                                                                                       7 Juli 2011

Today is the day..
by beautifullycolportage in Label:

Bila sudah waktunya..
Saya Ikhlas
saya akan ikhlas
saya harus ikhlas
saya pasti ikhlas
ini bukan kepura-puraan
saya bosan dengan kepura-puraan dan keterpaksaan
saya juga bosan akan ketidakmengertian
ini tidak akan menjadi suatu kebiasaan
tidak pula akan menjadi suatu tantangan
hanya akan menjadi suatu yang harus dimaafkan
dan diikhlaskan kemudian
hari ini, waktu itu tiba
ya, saya rapuh
tetapi saya ikhlas..
                                                                                       7 Juli 2011